BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kata ”tanah”
seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam
pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman
daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang keliatan
atau tidak. Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata
tersebut. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung
menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus
membeku, atau tertutup air dalam, atau pada lapisan es terbuka suatu glester.
Tanah sangat
vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar
untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak.
Oleh karena
itu, penelitian di lapangan merupakan observasi lapangan yg bertujuan untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa
terutama mahaiswa yg berlatar belakang keguruan yg meliputi bidang edukatif (
pendidikan ) khususnya bagi guru geografi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud tanah itu sendiri ?
2.
Bagaimana karakteristik tanah ?
3.
Bagaimana persebaran jenis-jenis
tanah di indonesia .
C. Tujuan
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui
dan bisa menjelaskan karateristik tanah
di lapangan.
2.
Agar mahasiswa dapat mengamati langsung kondisi
fisik tanah di lapangan.
3. Agar mahasiswa mengetahui apa itu tanah,
karateristik, persebaran jenis tanah
di
Indonesia tersebut.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi
penelitian dilakukan di Desa Handil Pinang, Kec. Alalak Berangas ,
Kabupaten
Barito Kuala. Pada tanggal 30 Oktober 2011.
BAB II
DASAR TEORI
“Pengertian Tanah”

Tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau
lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan
materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan
alami (Soil Survey Staff, 1999).
Batas atas
dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup,
atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak
mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang
terlalui dalam (secara tipikal lebih dari 2.5 m) untuk pertumbuhan
tanam-tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah
berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es.
Batas bawah
yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya, adalah yang
paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan
bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah
mengalamiperubahan interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu
pembentukannya. Bisanya, pada batas bawah tanah.
“Karakteristik
Tanah”
Tubuh tanah (solum)
tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan
lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada
periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu
bara. Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi
jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat
fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas
dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur
tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh
lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal
sebagai geluh (loam).
BAB III
HASIL PENELITIAN
Lokasi
penelitian : Handil Pinang, Kec.
Alalak Berangas, Kab. Barito Kuala
Titik
Koordinat : 030, 14’, 14,0” LS
1140 35’ 25,6” BT
Cara
mengambil sampel Tanah :
Mengambil
dengan Bor Tanah
- Tancapkan
Bor pada tanah dengan kedalaman 1 M

- Putar
bor tanah searah jarum jam dan sebaliknya

- Angkat
dengan perlahaan

Analisi Tekstur
Analisis Tekstur dapat dilakukan Cara
kualitatif (di lapangan), mengambil segumpal tanah sebesar kelereng atau
kira[kira 1 cm 3 , kemudian diremas atau
diuli dengan ibu jari dan jari telunjuk
atau jari lainnya dalam kondisi basah. Dari penelitian kami ,sample tanah yang
kami ambil dengan kedalaman 1 meter memilki tekstur : Liat , Lempung.

Analisis
Warna Tanah
Ø
Ambil sampel tanah
Ø
Lalu bentuk bundaran
Ø
kemudian cocokkan warna tanah
tersebut pada daftar warna yang ada pada buku Munsell.


Dari penelitian yang kami lakukan
dilapangan diketahui bahwa warna tanah adalah Very dark grayish brown dengan
ukuran 10 YR => 3/2.
Analisis
pH tanah
untuk mengetahui pH
tanah,dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ø
Ambil Sampel tanah permukaan dan
tanah dengan kedalaman 1 M
Ø
masukkan kedalam tabung reaksi
Ø
Tuangkan Aquades
Ø
Kemudian kocok dan endapkan
beberapa menit
Ø
Setelah larutan
mengendap,masukkan pH stik kedalam endapan larutan yang berwarna bening
Ø
Lalu bandingkan dengan Indikator
yang ada di kotak pH stik
Ø Dari
penelitian yang kami lakukan diketahui bahwa sampel tanah permukaan dan tanah
dengan kedalaman 1m memiliki pH 6

Analisis Kandungan Bahan Organisme
Tanah
Dapat kita
lakukan dengan cara:
- Ambil
sampel tanah permukaan dan tanah kedalaman 1m
- Masukkan
dalam tabung/gelas
- Masukkan
beberapa tetes cairan H2O2
- Aduk
cairan terebut, lalau diamkan beberapa saat
- Apabila
cairan tersebut mengandung buih/busa maka tanah terebut mengandung bahan
organik
Dari
penelitian yang kami lakukan, terlihat bahwa sampel tanah permukaan dan tanah
kedalaman 1m
yang kami amati, mengandung bahan organik.


Analisis Kadar Kapur
Dapat di
anaisis dengan cara:
Ø Ambil sampel
tanah permukaan dan tanah kedalaman 1m
Ø Masukkan
sampel tanah tersebut ke dalam tabung/gelas
Ø Masukkan
beberapa tetes cairan HCl
Ø Lalu,
diamkan larutan tersebut beberapa menit
Ø Jika larutan
tersebut mengandung buih/busa, maka tanah pada lokasi terebut mengandung kadar
kapur.
Dari
penelitian yang kami lakukan, diketahui bahwa tanah pada lokasi tersebut
mengandung
kadar kapur.


BAB IV
PEMBAHASAN
Tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau
lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan
materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan
alami (Soil Survey Staff, 1999).
Schoeder
(1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air,
udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena
pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu,
membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas,
sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman.
Menurut
Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah
adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat
berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang
kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang
terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik
maupun kehidupan biologinya. Ada tiga hal penting yang dari definisi ini :
- Tanah itu terbentuk dan berkembang dari
proses-proses alami
- Adanya
diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon
- Terdapat
perbedaan yang menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan
horizon-horizon tanah yang terbentuk terutama dalam hal morfologi,
kimiafi, fisik dam biologinya.
Darmawijaya
(1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki
sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan
memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu
pula.
Batas atas
dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup,
atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak
mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang
terlalui dalam (secara tipikal lebih dari 2.5 m) untuk pertumbuhan
tanam-tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah
berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es.
Batas bawah
yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya, adalah yang
paling sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan
bumi yang berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah
mengalamiperubahan interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu
pembentukannya. Bisanya, pada batas bawah tanah.
Karateristik
Tanah : Tubuh tanah (solum)
tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan
lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada
periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu
bara. Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi
jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat
fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas
dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur
tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh
lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal
sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna
tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan
perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau
pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan
kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan
besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses
kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif
menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan
suasana anaerobik/reduktif
membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur
tanah merupakan karakteristik fisik
tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang
antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa
gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung
dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai
porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran
besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air.
Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori
dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan
lempung sehingga kekurangan makropori.
Jenis – jenis tanah dan persebarannya di Indonesia
Beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia antara
lain:
1. Tanah organik (gambut) disebut juga tanah organosol
atau histosol. Banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan dan Papua.
Penggunaan tanah ini umumnya digunakan untuk perkebunan.
2. Grumusol, tanah berasal dari batuan induk batu
kapur dan tuffa vulkanik, kandungan organiknya rendah. Ada di Jawa bagian
Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku. Cocok untuk palawija dan
perkebunan.
3. Latosol tersebar luas di Indonesia, batuan
pembentuknya berasal dari batuan beku, sedimen dan metamorf. Penggunaan
lahan umumnya persawahan dan lahan kering, tergantung pada ketersediaan
airnya. Cocok untuk padi, palawija, dan perkebunan.
4. Andosol kebanyakan terdapat di Sumatera dan Jawa,
yaitu pada daerah vulkanik aktif, yaitu pada lereng vulkan atas dengan
bahan abu vulkanik dan tuff. Penggunaan lahannya untuk pertanian sayuran
dan perkebunan.
5. Aluvial, berasal dari endapan lumpur halus cocok
untuk padi, palawija, dan perkebunan. Tanah alluvial tergantung asal
endapannya, vulkanis atau batu gamping.
6. Podsol, tekstur tanah berupa pasir, kandungan bahan
organik sedang. Tanah podsol banyak dijumpai di sepanjang sungai-sungai
besar Sumatera, Kalimantan, dan Irian.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau
lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan
materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan
alami (Soil Survey Staff, 1999).
5.2.
SARAN
Tanah
mempunyai fungsi yang sangat vital, karna tanah tempat beradanya makluk hidup,
tempat bercocok tanam dan lain. Oleh karena itu kita harus menjaga dan
melestarikan Alam sekitar kita agar tidak rusak dan tercemar.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah Edisi Ketiga. Jakarta : PT.
Mediyatama Sarana Perkasa..
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.
Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi
Yogyakarta.
Widiatmaka, Sarwono Hardjowigeno.
2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
sedikit saran,,,,,
BalasHapussebaiknya jika warna latar penulisanx terang,,, sebaiknya warna tulisanx gelap agar mudah membaca x...